cari

19 September 2013

Okelah Kalau begitu!!!

Betapa kejamnya istilah ini,dan terlalu banyak orang mengenalnya. Ada yang menyebut LINTAH DARAT. Tapi mangsudnya adalah 'penghisapan pada orang lain' khususnya pada ekonominya. Tapi maksud saya adalah logika sekolah yang tengah menghasilkan kekinian itu, sampai detik ini. Kog sepertinya tak jauh beda dengan RENTENIR ini. Begitu banyak sudah semua hal yang kita hasilkan, baik tehnologinya maupun pemahaman teloginya, juga politiknya, ekonominya maupun pertahanan dan keamanannya. Tapi tampaknya, arus besar logika kita semacam "PENGHISAPAN PADA FITRAH MANUSIA SENDIRI". Tehnologi? janganjangan, Politik? boleh jadi. Ekonomi? apalagi. Nah persoalannya adalah, dalam ranah kebudayaan manusia, logika RENTENIR ini seolaholah begitu digdayanya. Begitu tua dan purba juga. Dan seolaholah hanya RAsul dan Nabi-Nabi saja yang bisa menghindarkan kita semua dari logika ini.

Contoh; Orang menciptakan hanphone semisal begitu. Disadarai atau tidak benda ini juga ternyata tidak kalah digdayanya dengan logika rentenir ini. Benda seukuran tangan yang begitu populer ini diamdiam melakukan penghisapan juga pada kemanusiaan kita. Baik seacara kesehatan-ekonomi maupun pertahanan diri. Liptop? Televisi? Boleh di cek. Nyaris hasil tehnologi dan penemuan kita sebagai manusia itu tak luput dari logika RENTEN ini.

Maaf liptop-Televisi-handphone dan seterusnya tak terlalu ricuh untuk dipikirkan. Persoalannya adalah bahwa hasil olah budi manusia itu membentuk kebudayaannya.Orang perlu bersepakat untuk berdalih, "dulu dimasa kanakkanak, itu-ini ndak ada, mainan itu-ini ndak ada, yang hanuang hini. Seolaholah hanya sekedar upaya memenej cara berfikir kita hari ini. Boleh saja.

Maksud saya. Seperti percakapan saya dengan rekan seniman sejawat yang begitu karib dengan kata RENTEN ini dan pernah saya tanyakan. "Kog sampyean begitu gemar dan getol menulis kata RENTEN ini dalam tanggapan anda di media sosial?" Apa jawabnya? "Okelah kalau begitu!" Anda jangan berakrab ria dengan sapu lidi kalau ndak tahu maksudnya. Anda jangan akrapi tehnologi kalau ndak ada manfaatnya. Anda jangan cobacoba berdalih dan berlindung atas nama agama kalau anda tak memetik hikmah dari akeberadaan dan eksistensi anda sendiri selama hidup di duni9a ini. Anda jangan cobacoba menjadi anggota dewan kalau anda tak betulbetul mengerti dan memahami pentingnya undangundang baru dan bagaimana merumuskan kebijakan. Wong nama sendsiri atau panggilan naman anda seharihari saja anda sudah tak lagi hirau. Wong yang anda pake seharihari, baiuk ke sekolah, ke kantor ke masjid ke swalayan, ke rapat ke undangan dan seterusnya tak lagi bermakna apapa? Maaf, coba anda kembali pikirkan sendiri, apa gunanya anda menulis catatan ini kalau tidak memetik hikmah apaapa?

...

OKELAH KALAU BEGITU!!!

0 komentar: