Betapa kejamnya istilah ini,dan terlalu banyak orang mengenalnya. Ada
yang menyebut LINTAH DARAT. Tapi mangsudnya adalah 'penghisapan pada
orang lain' khususnya pada ekonominya. Tapi maksud saya adalah logika
sekolah yang tengah menghasilkan kekinian itu, sampai detik ini. Kog
sepertinya tak jauh beda dengan RENTENIR ini. Begitu banyak sudah semua
hal yang kita hasilkan, baik tehnologinya maupun pemahaman teloginya,
juga politiknya, ekonominya maupun pertahanan dan keamanannya. Tapi
tampaknya, arus besar logika kita semacam "PENGHISAPAN PADA FITRAH
MANUSIA SENDIRI". Tehnologi? janganjangan, Politik? boleh jadi. Ekonomi?
apalagi. Nah persoalannya adalah, dalam ranah kebudayaan manusia,
logika RENTENIR ini seolaholah begitu digdayanya. Begitu tua dan purba
juga. Dan seolaholah hanya RAsul dan Nabi-Nabi saja yang bisa
menghindarkan kita semua dari logika ini.
Contoh; Orang
menciptakan hanphone semisal begitu. Disadarai atau tidak benda ini
juga ternyata tidak kalah digdayanya dengan logika rentenir ini. Benda
seukuran tangan yang begitu populer ini diamdiam melakukan penghisapan
juga pada kemanusiaan kita. Baik seacara kesehatan-ekonomi maupun
pertahanan diri. Liptop? Televisi? Boleh di cek. Nyaris hasil tehnologi
dan penemuan kita sebagai manusia itu tak luput dari logika RENTEN ini.
Maaf
liptop-Televisi-handphone dan seterusnya tak terlalu ricuh untuk
dipikirkan. Persoalannya adalah bahwa hasil olah budi manusia itu
membentuk kebudayaannya.Orang perlu bersepakat untuk berdalih, "dulu
dimasa kanakkanak, itu-ini ndak ada, mainan itu-ini ndak ada, yang
hanuang hini. Seolaholah hanya sekedar upaya memenej cara berfikir kita
hari ini. Boleh saja.
Maksud saya. Seperti
percakapan saya dengan rekan seniman sejawat yang begitu karib dengan
kata RENTEN ini dan pernah saya tanyakan. "Kog sampyean begitu gemar dan
getol menulis kata RENTEN ini dalam tanggapan anda di media sosial?"
Apa jawabnya? "Okelah kalau begitu!" Anda jangan berakrab ria dengan
sapu lidi kalau ndak tahu maksudnya. Anda jangan akrapi tehnologi kalau
ndak ada manfaatnya. Anda jangan cobacoba berdalih dan berlindung atas
nama agama kalau anda tak memetik hikmah dari akeberadaan dan eksistensi
anda sendiri selama hidup di duni9a ini. Anda jangan cobacoba menjadi
anggota dewan kalau anda tak betulbetul mengerti dan memahami pentingnya
undangundang baru dan bagaimana merumuskan kebijakan. Wong nama
sendsiri atau panggilan naman anda seharihari saja anda sudah tak lagi
hirau. Wong yang anda pake seharihari, baiuk ke sekolah, ke kantor ke
masjid ke swalayan, ke rapat ke undangan dan seterusnya tak lagi
bermakna apapa? Maaf, coba anda kembali pikirkan sendiri, apa gunanya
anda menulis catatan ini kalau tidak memetik hikmah apaapa?
...
OKELAH KALAU BEGITU!!!
0 komentar:
Posting Komentar